Peserta rapat pembentukan panitia pembangunan MDTA yayasan Al huda
Pamarican, Yayasan Al Huda - Akibat gempa yg berkekuatan 7,3 SR yang berpusat di
Tasikmalaya (Rabu,2/9), Madrasah Diniyah Takmilyah Awaliyah (MDTA) yayasan Al Huda Sukajadi Pamarican Ciamis yang merupakan pusat lembaga pendidikan agama islam untuk masyarakat desa sukajadi kec pamarican dan sekitarnya ambruk dan tidak bisa digunakan lagi untuk kegiatan belajar mengajar. Kini para siswa melaksanakan KBM menggunakan ruang kelas MTs yang ada dilingkungan yayasan Al huda. Supaya para siswa bisa menempati ruang belajar seperti sedia kala, kepala MDTA yayasan Alhuda, Ky Masruhin, mengadakan rapat untuk membentuk panitia pembangunan ruang kelas baru MDTA yayasan Al huda Minggu (1/11) di gedung MTs Alhuda Sukajadi Pamarican Ciamis.
Rapat yang di hadiri oleh ketua yayasan Alhuda, Syarif Hidayat,SAg. , Kepala Desa Sukajadi, Hudaefah, tokoh dan masyarakat sekitar, terpilih kepala desa Sukajadi, Hudaefah sebagai ketua dan Ketua Yayasan Alhuda, Syarif Hidayat, SAg. Sebagai wakil ketua panitia pembangunan.
Menurut kepala MDTA yayasan al huda, Ky Masruhin, Bangunan MDTA rencananya akan di bangun enam ruang kelas baru dan satu ruang kantor untuk MDTA dan satu ruang kantor untuk yayasan dengan dua lantai . “ kami merencanakan membangun kembali ruang kelas baru sebanyak enam ruang dan dua ruang kantor di jadikan dua lantai, dengan anggaran lebih kurang 900 juta rupiah. Bangunan ini tidak hanya digunakan untuk kegiatan belajar mengajar siswa MDTA tapi digunakan juga untuk pengajian mingguan masyarakat desa sukajadi” ujarnya.
Sementara itu menurut kepala desa sukajadi yg sekaligus ketua panitia pembangunan terpilh, mengatakan pihak pemerintah desa sudah mengupayakan dan melaporkan semua bangunan rusak akibat gempa yang ada di desa sukajadi tapi sampai saat ini belum ada informasi akan ada dan tidaknya bantuan, mudah-mudahan cepat atau lambat pemerintah merespon usulan bangunan yang rusak akibat gempa. “ saya sudah mendata dan melaporkan bangunan yang rusak akibat gempa yang ada di sukajadi tapi belum ada kabar kapan akan ada bantuan, mudah-mudahan secepatnya pemerintah meresponnya.” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama ketua yayasan Al huda, Syarif Hidayat, SAg. Mengatakan bangunan MDTA yayasan al huda yg ambruk harus kita upayakan dibangun kembali agar para siswa bisa belajar seperti sedia kala. Karena ini bukan hanya di gunanakan untuk belajar agama para siswa tapi juga merupakan pusat dakwah untuk masyarakat desa sukajadi dan sekitanya.”kita harus membalikan bangunan MDTA seperti sedia kala bahkan harus lebih baik lagi, karena disamping untuk belajar agama para siswa, juga sebagai pusat kegiatan keagamaan di desa sukajadi dan sekitanya.”kata Syarif.
Sejarah I Asas I Pengurus I Lembaga I UU/PP
Selamat Datang di Blog Yayasan Al Huda
Permohonan Bantuan Dana
Akibat gempa (Tasikmalaya) yang terjadi beberapa bulan yang lalu mengakibatkan ambruknya Madrasah Diniyah yayasan Al huda, Kami panitia pembangunan Madrasah Diniyah mengajak para dermawan untuk ikut berpartisipasi membangun kembali Madrasah tersebut sehingga bisa di fungsikan seperti sedia kala.
Selengkapnya baca disini
Selamat Datang di Blog Yayasan Al Huda
Permohonan Bantuan Dana
Akibat gempa (Tasikmalaya) yang terjadi beberapa bulan yang lalu mengakibatkan ambruknya Madrasah Diniyah yayasan Al huda, Kami panitia pembangunan Madrasah Diniyah mengajak para dermawan untuk ikut berpartisipasi membangun kembali Madrasah tersebut sehingga bisa di fungsikan seperti sedia kala.
Selengkapnya baca disini
02 November, 2009
15 September, 2009
Madrasah Ibtidaiyah Diniyah (MID) Yayasan Al Huda Rusak Berat akibat Gempa.
Pamarican, Yayasan AlHuda- Madrasah Ibtidaiyah Diniyah (MID) yayasan Alhuda Desa Sukajadi kec. Pamarican Kab. Ciamis, rusak berat akibat gempa pekan lalu. Tiga ruang belajar tidak mungkin dipergunakan lagi dan harus di rehab total.
Karena retakan dinding yang terlalu banyak sehingga pihak MID berinisiatif menurunkan genteng untuk mengurangi resiko runtuhnya sebagian bangunan yang mengalami retak-retak yang cukup parah, saat itu juga satu ruang lagi bangunannya runtuh. Minggu (13/9). Sementara itu sejak terjadi gempa, terpaksa para siswa belajar di di masjid dan menggunakan ruang kelas MTs Al huda yang ada di sebelah MID.
Kepala MID Alhuda, Ky Masruhin, berharap pemerintah segera merehab bangunan MID Alhuda, sehingga para siswa bisa kembali belajar di ruang yang memadai. “ Saya prihatin dengan kondisi bangunan yang rusak parah akibat gempa, mudah-mudahan pemerintah segera merehab total ruang kelas yang ambruk. Dengan runtuhnya bangunan MID kegiatan belajar mengajar para siswa terpaksa di alihkan ke masjid dan menggunakan bangunan MTs alhuda,” ujarnya
Sementara itu, menurut ketua Yayasan Alhuda, Syarif Hidayat, SAg,Bangunan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah (MID) memang sudah cukup tua dan banyak material bangunan yang yang sudah rapuh,dan perlu di rehab total. Oleh karena itu ketika terjadi gempa, bangunan tersebut ambruk. Selain MID, MTs Alhuda yang kondisi fisiknya terbilang kuat juga mengalami retak-retak dan rusak ringan “ Bangunan MID itu materialnya sudah rapuh, karena sejak dibangun tahun 1963 baru direhab atapnya saja, MTs Al huda saja yang bangunannya terbilang kuat juga mengalami hal yang sama apalagi MID yang materialnya sudah tua” ujarnya.
Oleh karena itu beliau berharap pemerintah segera merehab ruang yang ambruk dan mengetuk hati para dermawan untuk ikut berpartisipasi dan membantu rehabilitasi bangunan MID. “ Saya berharap pihak pemerintah segera merehab total bangunan MID yang ambruk, juga mengajak kepada para dermawan untuk ikut membantu rehabilitasi MID sehingga para siswa bisa mengadakan kegiatan belajar mengajar sebagaimana mestinya,” kata Syarif.
Kerugian akibat Gempa Rp. 336 Miliar(Data Kerusakan Berubah-ubah)
Ciamis, Priangan-Data kerusakan dan kerugian akibat gempa bumi di Kab. Ciamis berubah-ubah. Pada awalnya, tercatat jumlah kerugian di bumi tatar galuh ini mencapai Rp. 480 miliar lebih, tetapi angka ini berubah menjadi 335 miliar lebih dan terakhir Rp. 336 miliar lebih.
Wakil sekretaris Tim Penanggulangan Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di Ciamis, Drs. Endang Sutisna, mengatakan, pihaknya terus menampung data kerusakan dari tiap-tiap Kecamatan. Pihaknyapun membenarkan data kerusakan terus beubah setiap harinya.
“ Kalu memang pak Gubernur memberi ultimatum, besok (hari ini red) data kerusakan harus diterima pihak propinsi, kami akan berikan data terakhiryaitu kerugian mencapai Rp. 336.208.776.583, “ ujar ending, Jum’at (11/9) di posko BPB Kab. Ciamis yang didirikan di setda Ciamis.
Dikatakan Endang, perubahan data terjadi karena tiap-tiap Kecamatan terus melakukan penilaian sebelum dilakukan verifikasi oleh dinas Cipta Karya.
“pihak Kecamatan tetntu ingin memberikan data yang akurat. Oleh karena itu, data dari beberapa kecamatan berubah,” ujarnya.
Mengenai bantuan untuk perumahan warga korban gempa, Endang mengatakan akan dibuat kelompok-kelompok masyarakat. Kelompok tersebut dibentuk sesuai dengan jumlah rumah warga yang rusak berat.
“Jumlah rumah warga yang rusak berat sebanyak 14.256 unit. Jumlah ini akan dibagi 10, sehingga nantinya akan terbentuk sekitar 1.425 kelompok masyarakat,” ujar Endang.
Dikatakan Endang dengan dibuat kelompok-kelompok masyarakat, pelayanan bantuan kepada warga akan lebih mudah.
“Metode ini sudah banyak digunakan seperti pada penanggulangan tsunami di Aceh dan gempa di Jogja,” ujarnya.
Dengan banyaknya rumah warga yang rusak, dikatakan Endang, hingga saat ini tercatat jumlah pengungsi sebanyak 26.400 orang. Mereka ada yang tinggal di tenda darurat, ada juga yang menumpang dirumah orang lain atau sodaranya.
Sumber : HU Priangan edisi 12 September 2009.
Wakil sekretaris Tim Penanggulangan Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di Ciamis, Drs. Endang Sutisna, mengatakan, pihaknya terus menampung data kerusakan dari tiap-tiap Kecamatan. Pihaknyapun membenarkan data kerusakan terus beubah setiap harinya.
“ Kalu memang pak Gubernur memberi ultimatum, besok (hari ini red) data kerusakan harus diterima pihak propinsi, kami akan berikan data terakhiryaitu kerugian mencapai Rp. 336.208.776.583, “ ujar ending, Jum’at (11/9) di posko BPB Kab. Ciamis yang didirikan di setda Ciamis.
Dikatakan Endang, perubahan data terjadi karena tiap-tiap Kecamatan terus melakukan penilaian sebelum dilakukan verifikasi oleh dinas Cipta Karya.
“pihak Kecamatan tetntu ingin memberikan data yang akurat. Oleh karena itu, data dari beberapa kecamatan berubah,” ujarnya.
Mengenai bantuan untuk perumahan warga korban gempa, Endang mengatakan akan dibuat kelompok-kelompok masyarakat. Kelompok tersebut dibentuk sesuai dengan jumlah rumah warga yang rusak berat.
“Jumlah rumah warga yang rusak berat sebanyak 14.256 unit. Jumlah ini akan dibagi 10, sehingga nantinya akan terbentuk sekitar 1.425 kelompok masyarakat,” ujar Endang.
Dikatakan Endang dengan dibuat kelompok-kelompok masyarakat, pelayanan bantuan kepada warga akan lebih mudah.
“Metode ini sudah banyak digunakan seperti pada penanggulangan tsunami di Aceh dan gempa di Jogja,” ujarnya.
Dengan banyaknya rumah warga yang rusak, dikatakan Endang, hingga saat ini tercatat jumlah pengungsi sebanyak 26.400 orang. Mereka ada yang tinggal di tenda darurat, ada juga yang menumpang dirumah orang lain atau sodaranya.
Sumber : HU Priangan edisi 12 September 2009.
Kerugian akibat Gempa Rp. 336 Miliar(Data Kerusakan Berubah-ubah)
Ciamis, Priangan-Data kerusakan dan kerugian akibat gempa bumi di Kab. Ciamis berubah-ubah. Pada awalnya, tercatat jumlah kerugian di bumi tatar galuh ini mencapai Rp. 480 miliar lebih, tetapi angka ini berubah menjadi 335 miliar lebih dan terakhir Rp. 336 miliar lebih.
Wakil sekretaris Tim Penanggulangan Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di Ciamis, Drs. Endang Sutisna, mengatakan, pihaknya terus menampung data kerusakan dari tiap-tiap Kecamatan. Pihaknyapun membenarkan data kerusakan terus beubah setiap harinya.
“ Kalu memang pak Gubernur memberi ultimatum, besok (hari ini red) data kerusakan harus diterima pihak propinsi, kami akan berikan data terakhiryaitu kerugian mencapai Rp. 336.208.776.583, “ ujar ending, Jum’at (11/9) di posko BPB Kab. Ciamis yang didirikan di setda Ciamis.
Dikatakan Endang, perubahan data terjadi karena tiap-tiap Kecamatan terus melakukan penilaian sebelum dilakukan verifikasi oleh dinas Cipta Karya.
“pihak Kecamatan tetntu ingin memberikan data yang akurat. Oleh karena itu, data dari beberapa kecamatan berubah,” ujarnya.
Mengenai bantuan untuk perumahan warga korban gempa, Endang mengatakan akan dibuat kelompok-kelompok masyarakat. Kelompok tersebut dibentuk sesuai dengan jumlah rumah warga yang rusak berat.
“Jumlah rumah warga yang rusak berat sebanyak 14.256 unit. Jumlah ini akan dibagi 10, sehingga nantinya akan terbentuk sekitar 1.425 kelompok masyarakat,” ujar Endang.
Dikatakan Endang dengan dibuat kelompok-kelompok masyarakat, pelayanan bantuan kepada warga akan lebih mudah.
“Metode ini sudah banyak digunakan seperti pada penanggulangan tsunami di Aceh dan gempa di Jogja,” ujarnya.
Dengan banyaknya rumah warga yang rusak, dikatakan Endang, hingga saat ini tercatat jumlah pengungsi sebanyak 26.400 orang. Mereka ada yang tinggal di tenda darurat, ada juga yang menumpang dirumah orang lain atau sodaranya.
Sumber : HU Priangan edisi 12 September 2009.
Wakil sekretaris Tim Penanggulangan Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di Ciamis, Drs. Endang Sutisna, mengatakan, pihaknya terus menampung data kerusakan dari tiap-tiap Kecamatan. Pihaknyapun membenarkan data kerusakan terus beubah setiap harinya.
“ Kalu memang pak Gubernur memberi ultimatum, besok (hari ini red) data kerusakan harus diterima pihak propinsi, kami akan berikan data terakhiryaitu kerugian mencapai Rp. 336.208.776.583, “ ujar ending, Jum’at (11/9) di posko BPB Kab. Ciamis yang didirikan di setda Ciamis.
Dikatakan Endang, perubahan data terjadi karena tiap-tiap Kecamatan terus melakukan penilaian sebelum dilakukan verifikasi oleh dinas Cipta Karya.
“pihak Kecamatan tetntu ingin memberikan data yang akurat. Oleh karena itu, data dari beberapa kecamatan berubah,” ujarnya.
Mengenai bantuan untuk perumahan warga korban gempa, Endang mengatakan akan dibuat kelompok-kelompok masyarakat. Kelompok tersebut dibentuk sesuai dengan jumlah rumah warga yang rusak berat.
“Jumlah rumah warga yang rusak berat sebanyak 14.256 unit. Jumlah ini akan dibagi 10, sehingga nantinya akan terbentuk sekitar 1.425 kelompok masyarakat,” ujar Endang.
Dikatakan Endang dengan dibuat kelompok-kelompok masyarakat, pelayanan bantuan kepada warga akan lebih mudah.
“Metode ini sudah banyak digunakan seperti pada penanggulangan tsunami di Aceh dan gempa di Jogja,” ujarnya.
Dengan banyaknya rumah warga yang rusak, dikatakan Endang, hingga saat ini tercatat jumlah pengungsi sebanyak 26.400 orang. Mereka ada yang tinggal di tenda darurat, ada juga yang menumpang dirumah orang lain atau sodaranya.
Sumber : HU Priangan edisi 12 September 2009.
09 September, 2009
Madrasah Rusak, Belajar di Luar Kelas
Ciamis, Priangan-Direktur Pendidikan Madrasah Depag RI, Drs. H. Firdaus, M.Pd, menghimbau agar pihak Madrasah yang sekolahnya rusak akibat gempa menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar diluar kelas. Sebab, dengan kondisi ruang kelas Madrasah yang hancur akibat gempa tidak mungkin kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara normal di dalam kelas. “tidak bolah ada pembagian jam belajar, kelas pagi dan kelas siang, karena hal tersebut akan mengurangi jam belajar siswa. Oleh karena itu, saya minta kegiatan belajar mengajar di pindahkan ke tempat lain yang aman., seperti ke masjid dan pondok pesantren,” ujar H. Firdaus, Sabtu(5/9) saat berkunjung ke kampus MAN 2 Ciamis yang sebagian ruang kelasnya rusak akibat gempa.
Dikatakan Firdaus, dengan banyaknya ruang kelas yang rusak jangan sampai kegiatan belajar terus-terusan diliburkan. Dengan kondisi darurat seperti saat ini, pihaknya meminta para guru dan masyarakat turut prihatin dan menyelamatkan proses pendidikan jangan sampai terhambat. “ Demi keselamatan pendidikan, kami minta para guru harus prihatin. Kalau nanti kegiatan belajar pindah ketempat lain yang agak jauh, jangan sampai minta insentif untuk ongkos atau lainnya. Kita sedang dalam bencana, dan harus benar-benar prihatin,” ujar Firdaus.
Menurut Firdaus, saat ini pihaknya terus meminta jumlah sekolah yang rusak akibat gempa, yang nantinya akan disampaikan dalam rapat kordinasi dengan pihak terkait lainnya. “ Kami akan melihat sisa anggaran tahun ini. Kalau nanti masih ada, tentu akan digunakan untuk merehab sejumlah ruang kelas yang rusak dan sisanya akan kami usulkan dalam APBN tahun depan,” ungkap Firdaus.
Namun demikian, Firdaus mengatakan, sebelum rehab dilaksanakan pihaknya akan berkonsultasi dengan Departemen PU terkait ruang kelas atau bangunan yang rusak. “Apakah gedung madrasah itu perlu dihancurkan dan dibangun dari awal atau cukup direhab saja, nanti pihak PU yang akan menentukan,” ujarnya.
Sumber: HU Priangan edisi Senin, 7 September 2009
Dikatakan Firdaus, dengan banyaknya ruang kelas yang rusak jangan sampai kegiatan belajar terus-terusan diliburkan. Dengan kondisi darurat seperti saat ini, pihaknya meminta para guru dan masyarakat turut prihatin dan menyelamatkan proses pendidikan jangan sampai terhambat. “ Demi keselamatan pendidikan, kami minta para guru harus prihatin. Kalau nanti kegiatan belajar pindah ketempat lain yang agak jauh, jangan sampai minta insentif untuk ongkos atau lainnya. Kita sedang dalam bencana, dan harus benar-benar prihatin,” ujar Firdaus.
Menurut Firdaus, saat ini pihaknya terus meminta jumlah sekolah yang rusak akibat gempa, yang nantinya akan disampaikan dalam rapat kordinasi dengan pihak terkait lainnya. “ Kami akan melihat sisa anggaran tahun ini. Kalau nanti masih ada, tentu akan digunakan untuk merehab sejumlah ruang kelas yang rusak dan sisanya akan kami usulkan dalam APBN tahun depan,” ungkap Firdaus.
Namun demikian, Firdaus mengatakan, sebelum rehab dilaksanakan pihaknya akan berkonsultasi dengan Departemen PU terkait ruang kelas atau bangunan yang rusak. “Apakah gedung madrasah itu perlu dihancurkan dan dibangun dari awal atau cukup direhab saja, nanti pihak PU yang akan menentukan,” ujarnya.
Sumber: HU Priangan edisi Senin, 7 September 2009
Sekolah Hancur Tanggung Jawab Pusat
Tasik, Priangan-Mendiknas Bambang Sudibyo menandaskan, sekolah yang rusak berat atau hancur akibat gempa, akan ditanggulangi oleh oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan sekolah dengan rusak sedang, akan ditangani oleh Pemprop Jabar dan Pemkab/Pemkot masing-masing didaerah bencana.
Hal itu ditegaskan Bambang saat meninjau SD Negeri 4 Salawu, Kab. Tasikmalaya uang hancur akibat gempa.
Hadir dalam kesempatan itu Kadis Pendidikan Jawa Barat Wahyudin serta pejabat lainnya.
Kunjungan Menteri di Kab. Tasikmalaya dilanjutkan SMP Negeri I Cigalontang dan SMA Negeri Cigalontang yang juga hancur akibat gempa.
Menurut Bambang, penanganan kerusakan sekolah sebenarnya menjadi tanggung jawab kepala daerah. Sedangkan Pusat dan gubernur sifatnya membantu. “ Bantuan yang akan diberikan untuk tanggap darurat masing-masing daerah sebesar Rp. 2 miliar. Selain itu, dibantu juga seragam, alat tulis dan lainnya ke daerah bencana itu. Bantuannya tidak bohong, itu lihat truk yang membawa bantuan, “ kata menteri sambil menunjuk truk dimaksud.
Menurutnya, proses pembangunan sekolah yang rusak atau hancur akan melibatkan ahli dari ITB dan guru SMK untuk melakukan verivikasi dan evaluasi atau penilaian sekolah yang rusak. Artinya dari ITB nanti akan meneliti apakah sekolah itu harus direlokasi atau tidak.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kab. Tasikmalaya H. Idi Hidayat mengatakan, sedikitnya 1860 ruang ruang kelas dari 489 sekolah di Kab. Tasikmalaya rusak akibat gempa sehingga kerugiannya mencapai 65,6 miliar.
Di Ciamis
Dalam kunjungannya di Kab. Ciamis, Mendiknas diantaranya meninjau SDN I Pusakanagara Kec. Baregbeg dan SMPN I Cipaku. Kedua sekolah itu sebagian besar bangunannya jebol diguncang gempa.
Bambang mengatakan, kondisi kerusakan sekolah akibat gempa yang terpusat di Tasikmalaya, tidak sebanyak ketimbang di Yogyakarta dan Aceh. Sekolah-sekolah yang rusak ini akan segera dibangun kembali, tidak mengenal swasta atau negeri. “ Tanggap darurat harus segera selesai jangan sampai anak terlalu lama tidak sekolah.” Katanya.
Di Garut
Hal yang sama diungkapkan Mendiknas saat berkunjung ke sejumlah lokasi yang rusak akibat gempa di Kab. Garut.
Disini Mendiknas mengingatkan, Bupati juga harus bertanggung jawab atas kelangsungan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) karena KBM hak asasi seluruh peserta anak didik. “ Makanya dilarang keras untuk meliburkan anak sekolah lebih dari tujuh hari. Dalam kondisi apapun mereka harus tetap bersekolah,” tegas Bambang.
Sumber: HU Priangan edisi Senin, 7 September 2009
Hal itu ditegaskan Bambang saat meninjau SD Negeri 4 Salawu, Kab. Tasikmalaya uang hancur akibat gempa.
Hadir dalam kesempatan itu Kadis Pendidikan Jawa Barat Wahyudin serta pejabat lainnya.
Kunjungan Menteri di Kab. Tasikmalaya dilanjutkan SMP Negeri I Cigalontang dan SMA Negeri Cigalontang yang juga hancur akibat gempa.
Menurut Bambang, penanganan kerusakan sekolah sebenarnya menjadi tanggung jawab kepala daerah. Sedangkan Pusat dan gubernur sifatnya membantu. “ Bantuan yang akan diberikan untuk tanggap darurat masing-masing daerah sebesar Rp. 2 miliar. Selain itu, dibantu juga seragam, alat tulis dan lainnya ke daerah bencana itu. Bantuannya tidak bohong, itu lihat truk yang membawa bantuan, “ kata menteri sambil menunjuk truk dimaksud.
Menurutnya, proses pembangunan sekolah yang rusak atau hancur akan melibatkan ahli dari ITB dan guru SMK untuk melakukan verivikasi dan evaluasi atau penilaian sekolah yang rusak. Artinya dari ITB nanti akan meneliti apakah sekolah itu harus direlokasi atau tidak.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kab. Tasikmalaya H. Idi Hidayat mengatakan, sedikitnya 1860 ruang ruang kelas dari 489 sekolah di Kab. Tasikmalaya rusak akibat gempa sehingga kerugiannya mencapai 65,6 miliar.
Di Ciamis
Dalam kunjungannya di Kab. Ciamis, Mendiknas diantaranya meninjau SDN I Pusakanagara Kec. Baregbeg dan SMPN I Cipaku. Kedua sekolah itu sebagian besar bangunannya jebol diguncang gempa.
Bambang mengatakan, kondisi kerusakan sekolah akibat gempa yang terpusat di Tasikmalaya, tidak sebanyak ketimbang di Yogyakarta dan Aceh. Sekolah-sekolah yang rusak ini akan segera dibangun kembali, tidak mengenal swasta atau negeri. “ Tanggap darurat harus segera selesai jangan sampai anak terlalu lama tidak sekolah.” Katanya.
Di Garut
Hal yang sama diungkapkan Mendiknas saat berkunjung ke sejumlah lokasi yang rusak akibat gempa di Kab. Garut.
Disini Mendiknas mengingatkan, Bupati juga harus bertanggung jawab atas kelangsungan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) karena KBM hak asasi seluruh peserta anak didik. “ Makanya dilarang keras untuk meliburkan anak sekolah lebih dari tujuh hari. Dalam kondisi apapun mereka harus tetap bersekolah,” tegas Bambang.
Sumber: HU Priangan edisi Senin, 7 September 2009
22 Juli, 2009
Pengaruh keluarga teradap minat belajar anak
Dengan semakin majunya ilmu pemgetahuan dan teknologi semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap dunia pendidikan.
Maraknya tayangan-tayangan televisi swasta akhir-ahir ini membuat kita terpanggil untuk dapat mencermati setiap program yang ditayangkan. Apalagi jika kita mengingat terhadap pengaruh kejiwaan anak, terutama pada usia sekolah. Tentunya anak sesuai dengan usianya, ia sering meniru terhadap apa yang dilihatnya tanpa berfikir dampaknya. Kita tidak menafikan bahwa televisi banyak manfaatnya, disamping sebagai sarana hiburan juga dapat dijadikan sebagai sarana informasi dan ilmu pengetahuan. Namun tentunya kita harus dapat menghitung sejauhmana televisi dapat memberikan motivasi terhadap minat belajar anak, apakah banyak manfaatnya atau malah justru sebaliknya. Dalam kaitannya dengan pengaruh keluarga terhadap minat belajar anak, tentunya para orang tua harus betul-betul memahami dan hati-hati terhadap program apa yang sesuai dengan perkembangan jiwa anak.
Disinilah tugas orang tua harus bijaksana, orang tua harus dapat memilih program dan waktu yang tepat agar anak dapat menikmati tayangan televisi yang tidak mengganggu terhadap waktu belajar sekaligus perkembangan jiwa anak.
Seberapa jauh keluarga dapat mempengaruhi minat belajar anak? Tentunya ada berbagai faktor, antara lain:
Faktor Psychis (psikis)
Secara kejiwaan, anak berprilaku suka mencoba dan meniru. Anak selalu ingin mencoba apa yang dilihat tanpa berfikir dampaknya. Apalagi jika yang dilihat dianggap sangat menarik.
Anak belum dapt membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, justru yang dihahatirkan jika yang ditiru itu dapat merugikan terhadap dirinya, ini sangat berbahaya, sebagaimana kasus SMACK DOWN yang terjadi akhir2 ini.
Jika kita melihat pada kasus itu tentunya sangat memprihatinkan. Hal ini terjadi karena anak merasa bangga jika ia dapat meniru gerakan yang ditayangkan televisi ini. Ia merasa gagah jika ia mampu mengalahkan teman-temannya.
Kejadian ini tidak akan terjadi apabila orangtua dapat menjelaskan dengan baik tentang program tersebut, tentunya program ini sebaiknya tidak ditonton oleh usia anak apalahi menirunya.
Apabila kita melihat fakta, bahwa program tayangan televisi yang ada saat ini justru lebih banyak menayangkan program-program yang cocok hanya dikonsumsi oleh orang dewasa, justru yang cocok ditonton oleh ana-anak hanya 10% saja.
Program televisi yang dikemas dengan begitu menarik, justru dapat membius anak untuk dapat menontonnya, sehingga anak lupa akan waktu belajarnya. Waktu belajar anak tersita untuk menonton tayangan televisi. Pihak orang tua lah yang harus bijaksana, kapan anak bisa menonton dan kapan waktu belajar. Disamping itu contoh-contoh orangtua, didalam lingkungan keluarga terus dipantau dan dicontoh oleh anak. Dengan kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, maka motivasi anak sangat tergannggu. Terutama belajar, bahkan lebih senang nonton TV daripada belajar. Apalagi tayangan televisi saat ini terkesan tidak memberikan kesan yang positif bahkan kurang mendidik bagi usia anak.
Yang menjadi pertanyaan sejauhmanakah peran orang tua terhadap perkembangan jiwa anak, ini yang sering dikesampingkan oleh orang tua. Apalgi orang tua yang sibuk dengan profesinya masing-masing, tentu anak terabaikan. Sulit dibayangkan jika anak dibiarkan berkembang sendiri tanpa bimbingan orang tua, anak akan bebas memilih setiap perilaku yang dilihat. Jika ini dibiarkan tidak menutup kemungkinan belajar anak akan tertinggal justru yang terjadi anak akan berprilaku tidak wajar, meniru kekerasan, pornografi dan sebagainya.
Faktor Paedagogis
Belajar adalah kegiatan yang berproses, (Muhibbin syah, Med.1999) dan merupakan unsur yang sangat fondamentaldalam menyelenggarakan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar anak yang dialami di sekolah, lingkungan maupun keluarga.
Dalam dunia pendidikan saat ini, belajar dikatakan berhasil apabila ketuntasan belajar telah tercapai sehingga anak telah mampu menguasai terhadap indikator yang telah ditentukan oleh kurikulum.
Berhubungan dengan proses belajar mengajar, belajar tidak cukup membaca, menulis, atau mendengarkan saja, tetapi harus ditunjang oleh metode, sarana dan media yang tepat agar proses belajar dapat menghasilkan suatu perubahan, baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Disampin itu tidak kalah pentingnya dorongan dan bimbingan dari lingkungan keluarga sangat diperlukan. Didalam dunia pendidikan keluarga dapat dijadikan sebagai sarana sumber belajar, bahkan dapat dijadikan sebagai sarana untuk memberikan motivasi dan minat belajar anak. Tentunya hal ini tidak semudah membalikan telapak tangan. Keluarga yang baik, harmonis dan tentram sangat membantu terhadap perkembangan jiwa anak terutama terhadap minat belajar anak itu sendiri. Keluarga harus memberikan ruang gerak yang luas terhadap anak didalam pendidikan anak sehinga anak akan mempunyai motivasi unruk belajar dan mampu mengembangkan kreatifitasnya sendiri tanpa ada tekanan dari siapapun. Jika hal ini dlakukan, maka keluarga dapat memberikan arti bagi motivasi belajar sekaligus dapat memberikan nilai tambah bagi pengetahuan anak.
Namun berdasarkan fakta selama ini keluarga terkadang kurang responsif terhadap pendidikan anak, karena banyak kegiatan yang dilakukan oleh orang tua sendiri mengakibatkan anak akan terlupakan. Inilah yang terjadi selama ini, orang tua sibuk dengan mengurusi ekonomi tanpa memikirkan masa depan putra putrinya. Apalagi jika orang tua acuh tak acuh terhadap pendidikan anak-anaknya, bahkan terkadang biaya pendidikanpun kurang diperhatikan akibatnya anak merasa minder untuk belajar. Inilah justru dapat meracuni terhadap minat belajar anak. Anak akan lebih suka mencari pelampiasan dengan meniru setiap prilaku yang mestinya tidak layak dilakukan oleh anak.
Bagaimana agar keluarga dapat memberikan motivasi terhadap minat belajar anak. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Keluarga harus aktif memperhatikan terhadap perkembangan jiwa anak. Sebagaimana kita tahu bahwa anak suka meniru, ini bisa dilakukan melalui cerita-cerita kepahlawanan, tokoh agama atau tokoh yang lain yang mengajarkan tentang disiplin, estetika maupun moral.
2. Waktu pertemuan keluarga harus diperhitungkan, jangan membiarkan anak tanpa ada pertemuan keluarga, waktu belajar, tentu anak akan jauh dengan keluarga.
3. Ketika anak melihat TV sebaiknya anak didampingi oleh orang tua atau mereka yang lebih dewasa. Hal ini dimaksudkan agar anak lebih terbimbing terhadap isi dari tayangan tersebut.
Kebijakan orang tua untuk menjelaskan setiap program yang ditonton akan memperkecil kemungkinan penafsiran yang keliru. Jangan dibiarkan anak menonton sendiri sehinnga akan menafsirkan isi program yang salah dan keliru. Anak itu seperti tanaman sedangkan orang tua, guru, dan masyarakat sebagi pengelolanya. Sejauhmanakah tanaman itu bisa tumbuh dengan baik, dapat berbunga dan berbuah yang banyak tentunya tergantung pada pemeliharaannya. Jika tanaman itu dipelihara dengan baik, disiram, dipupuk, tentu akan menghasilkan buah yang baik pula. Pengelola tiodak perlu menarik-narik supaya pohon tinggi, membeber-beber daun supaya lebat, kalau memang anak punya potensi, maka dengan sendirinya akan dicapainya sendiri, asalkan diciptakan kondisi dan perlakuan yang baik dari pengelola.
Dari penjelasan diatas dapat dimpulkan bahwa keluarga dapat dijadikan sumber belajar yang baik dan menarik serta fleksibel. Lingkungan keluarga yang harmonis berdampak positif bagi perkembangan jiwa anak. Kuragnya bimbingan orang tua dapat mengakibatkan penyimpangan prilaku bagi anak. Untuk membangkitkan belajar anak tentu membutuhkan bimbingan dan perhatian dari semua pihak, baik pihak orang tua (keluarga), sekolah dan masyarakat.
Penulis: Sukirman Zein, SPd.I
Wakasek MTs Al Huda Sukajadi Pamarican Ciamis
Sejarah Berdirinya Lembaga Pendidikan Islam Yayasan Al Huda
Sejarah Berdirinya Lembaga Pendidikan Islam Yayasan Al Huda
Asal Usul Yayasan Al Huda
Nama Al Huda berasal dari kata hudan- hidayatun yang berarti memberi petunjuk kepadanya ( Muhamad Yunus, 1973:480). Nama yang menjadi nama lembaga Al Huda ini adalah nama yang sangat berhargadan penting bagi para pendiri khususnya dan masyarakat sukajadi pada umumnya.
Nama Al Huda ini merupakan pemberian dari seorang ulama kharismatik, yaitu Syeh Masduki, seorang pengasuh pondok pesantren Jampes Jawa Timur, beliau adalah salah seorang guru dari Ky. Qowa’id.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 1 Juli 2008 dengan Ky. Masruhin yang menjadi ketua umum yayasan Al huda periode 2005-2010, beliau mengatakan : ” Nama Al Huda dulu di beri oleh Syeh Masduki, yang merupakan hasil sowan atau kunjungan Ky. Qowa’id dan Hasan Abidin ke Syeh Masduki untuk memberi nama lembaga yang didirikannya, ketika itu Syeh Masduki memberi nama yaitu Al Huda”.
Kejadian ini berlangsung sekitar tahun 1963-1964, saat itu Ky. Masruhin nyantri di pondok pesantren tersebut. Sepulang kunjugan dari Syeh Masduki nama tersebut d musyawarahkan dengan tokoh-tokoh, dan ulama di Sukajadi, maka sepakatlah Al Huda dijadikan nama lembaga pendidikan Islam di Sukajadi, yakni lembaga pendidikan Islam Al Huda.
Kronologis berdirinya lembaga pendidikan Islam Al huda.
Lembaga pendidikan Islam Al Huda Sukajadi pamarican berdiri sejak tahun 1963, di awali berdirinya Sekolah Rakyat Muhamadiyah (SRM), di desa Sukamukti (sekarang), yang di prakarsai oleh KH. Sobrowi, Ky Ismail, Ky Milatu Syamsi, dan Ky Masrur Afandi (Ky Sonatun). Di samping itu sebagai pendukung agnia terdapat H. Ali dan H. Sulaeman.
Sekolah Rakyat Muhamadiyah ini berjalan beberapa tahun hingga tahun 1964. Kemudian pada tahun 1965 sekolah ini dipindahkan ke dusun Sukasari desa Sukajadi Pamarican dan berubah nama menjadi Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA). Dari sinilah cikal bakal awal berdirinya lembaga pendidikan Islam Al Huda. ( hasil wawancara dengan H. Fathurrohman, 12 Maret 2008).
Kemudian dari sinilah terus berkembang mendirikan beberapa lembaga pendidikan Islam sebagaimana keberadaanya saat ini.
Pada mulanya lembaga pendidikan Islam yayasan Al Huda masih berbentuk Jama’ah belum terbentuk Muassasah (Yayasan), sistem pengelolaan masih bersifat lokal dan tradisional, namun dengan perkembangan zaman serta atas permintaan pemerintah (Departemen Agama), lembaga pendidikan swasta harus berbentuk Muassasah (Yayasan) sebagai salah satu syarat terhadap pengelola lembaga pendidikan Islam.
Berangkat dari hal tersebut diatas, maka kepala kepala madrasah yg bernaung di bawah lembaga pendidikan Islam Al Huda Sukajadi, yaitu :
1. Ky Tuhfah, Kepala MI Sukamukti I, Sukajadi
2. ky Nasori, Kepala MI Sukamukti III, Sukamukti
3. Drs. Udung Abdul Majid, Kepala MTs Al Huda Sukajadi
4. Drs. Darto Haryanto, Kepala MA Al Huda Sukajadi
Mengajukan permohonan kepada pengurus (pengelola lembaga) agar mendirikan sebuah yayasan yang dapat menaungi secara hukum terhadap madrasah-madrasah yang ada.
Selanjutnya para pengurus mengadakan rapat pengurus untuk mensikapi permohonan para kepala madrasah. Tepatnya pada hari Senin tanggal 31 Oktober 1988 pengurus membentuk tim sebelas, yaitu Ky Qowa’id, H. Mujabah, Ky Basyir Muzni, Ky. Tuhfah, Ky Hazunil Mahsus, Hasan Abidin, Ky, Sufyan Tsauri, Rahmat Umar Sujatman, Sodik, Saefudin dan Ishak. Tim sebelas tersebut semuanya warga desa Sukajadi kecuali H. Mujabah yang berasal dari Banjarsari. Selanjutnya Tim sebelas menghadap Notaris Ayu Maemunah, SH di Ciamis untuk mendirikan sebuah yayasan pendidikan Islam Al Huda.
Disaksikan oleh tuan Eeng Suherman dan tuan E. Muhtar. Keduanya pegawai kantor Notaris yang bertempat di ciamis sebagai saksi, mereka berikrar bersama untuk mendirikan yayasan Al Huda. Dengan demikian sejak itulah lembaga Pendidikan Islam Yayasan Al Huda Berdiri secara resmi dan di Akta Notariskan pada tanggal 31 Oktober 1988 di hadapan Notaris Ayu Maemunah, SH. Di Ciamis dengan nomer Regristrasi 032.
Pendiri Lembaga Pendidikan Islam Al Huda Sukajadi
Lembaga Pendidikan Islam Alhuda mulai dirintis sejak tahun 1964 -1965 atas prakarsa beberapa tokoh ulama dan tokoh masyarakat yang sangat peduli terhadap pendidikan Islam, antara lain:
1. Ky sobrowi
2. Ky Qowa’id
3. Ky Tuhfah
4. Ky MahsusBaidlowi
5. Ky Basyir Muzni
6. Hasan Abidin
7. H. Masduki
8. H. Ali
9. H. Mujabah
10. H. Mungin
11. Buredah
Nama-nama inilah yang menjadi perintis berdirinya lembaga pendidikan Islam Al Huda Sukajadi.
Periodesasi Kepengurusan
1. Periode 1965-1990
Ketua Umum : H. Mujabah
Ketua I : Ky Qowa’id
Ketua II : Buredah
2. Periode 1990-1995
Ketua Umum : H. Mujabah
Ketua I : Ky Qowa’id
Ketua II : Buredah
3. Periode 1995-2000
Ketua Umum : Ky Qowa’id
Ketua I : Muhadis, BA
Ketua II : Ky Masruhin
4. Periode 2000-2005
Ketua Umum : Ky Qowa’id
Ketua I : Ky Masruhin
Ketua II : Sugiono Diarjo, SPd.
5. Periode 2005-2010
Ketua Umum : Ky Masruhin
Ketua I : Syarif Hidayat, Sag.
Ketua II : Sukirman Zein,SPd.I
Asal Usul Yayasan Al Huda
Nama Al Huda berasal dari kata hudan- hidayatun yang berarti memberi petunjuk kepadanya ( Muhamad Yunus, 1973:480). Nama yang menjadi nama lembaga Al Huda ini adalah nama yang sangat berhargadan penting bagi para pendiri khususnya dan masyarakat sukajadi pada umumnya.
Nama Al Huda ini merupakan pemberian dari seorang ulama kharismatik, yaitu Syeh Masduki, seorang pengasuh pondok pesantren Jampes Jawa Timur, beliau adalah salah seorang guru dari Ky. Qowa’id.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 1 Juli 2008 dengan Ky. Masruhin yang menjadi ketua umum yayasan Al huda periode 2005-2010, beliau mengatakan : ” Nama Al Huda dulu di beri oleh Syeh Masduki, yang merupakan hasil sowan atau kunjungan Ky. Qowa’id dan Hasan Abidin ke Syeh Masduki untuk memberi nama lembaga yang didirikannya, ketika itu Syeh Masduki memberi nama yaitu Al Huda”.
Kejadian ini berlangsung sekitar tahun 1963-1964, saat itu Ky. Masruhin nyantri di pondok pesantren tersebut. Sepulang kunjugan dari Syeh Masduki nama tersebut d musyawarahkan dengan tokoh-tokoh, dan ulama di Sukajadi, maka sepakatlah Al Huda dijadikan nama lembaga pendidikan Islam di Sukajadi, yakni lembaga pendidikan Islam Al Huda.
Kronologis berdirinya lembaga pendidikan Islam Al huda.
Lembaga pendidikan Islam Al Huda Sukajadi pamarican berdiri sejak tahun 1963, di awali berdirinya Sekolah Rakyat Muhamadiyah (SRM), di desa Sukamukti (sekarang), yang di prakarsai oleh KH. Sobrowi, Ky Ismail, Ky Milatu Syamsi, dan Ky Masrur Afandi (Ky Sonatun). Di samping itu sebagai pendukung agnia terdapat H. Ali dan H. Sulaeman.
Sekolah Rakyat Muhamadiyah ini berjalan beberapa tahun hingga tahun 1964. Kemudian pada tahun 1965 sekolah ini dipindahkan ke dusun Sukasari desa Sukajadi Pamarican dan berubah nama menjadi Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA). Dari sinilah cikal bakal awal berdirinya lembaga pendidikan Islam Al Huda. ( hasil wawancara dengan H. Fathurrohman, 12 Maret 2008).
Kemudian dari sinilah terus berkembang mendirikan beberapa lembaga pendidikan Islam sebagaimana keberadaanya saat ini.
Pada mulanya lembaga pendidikan Islam yayasan Al Huda masih berbentuk Jama’ah belum terbentuk Muassasah (Yayasan), sistem pengelolaan masih bersifat lokal dan tradisional, namun dengan perkembangan zaman serta atas permintaan pemerintah (Departemen Agama), lembaga pendidikan swasta harus berbentuk Muassasah (Yayasan) sebagai salah satu syarat terhadap pengelola lembaga pendidikan Islam.
Berangkat dari hal tersebut diatas, maka kepala kepala madrasah yg bernaung di bawah lembaga pendidikan Islam Al Huda Sukajadi, yaitu :
1. Ky Tuhfah, Kepala MI Sukamukti I, Sukajadi
2. ky Nasori, Kepala MI Sukamukti III, Sukamukti
3. Drs. Udung Abdul Majid, Kepala MTs Al Huda Sukajadi
4. Drs. Darto Haryanto, Kepala MA Al Huda Sukajadi
Mengajukan permohonan kepada pengurus (pengelola lembaga) agar mendirikan sebuah yayasan yang dapat menaungi secara hukum terhadap madrasah-madrasah yang ada.
Selanjutnya para pengurus mengadakan rapat pengurus untuk mensikapi permohonan para kepala madrasah. Tepatnya pada hari Senin tanggal 31 Oktober 1988 pengurus membentuk tim sebelas, yaitu Ky Qowa’id, H. Mujabah, Ky Basyir Muzni, Ky. Tuhfah, Ky Hazunil Mahsus, Hasan Abidin, Ky, Sufyan Tsauri, Rahmat Umar Sujatman, Sodik, Saefudin dan Ishak. Tim sebelas tersebut semuanya warga desa Sukajadi kecuali H. Mujabah yang berasal dari Banjarsari. Selanjutnya Tim sebelas menghadap Notaris Ayu Maemunah, SH di Ciamis untuk mendirikan sebuah yayasan pendidikan Islam Al Huda.
Disaksikan oleh tuan Eeng Suherman dan tuan E. Muhtar. Keduanya pegawai kantor Notaris yang bertempat di ciamis sebagai saksi, mereka berikrar bersama untuk mendirikan yayasan Al Huda. Dengan demikian sejak itulah lembaga Pendidikan Islam Yayasan Al Huda Berdiri secara resmi dan di Akta Notariskan pada tanggal 31 Oktober 1988 di hadapan Notaris Ayu Maemunah, SH. Di Ciamis dengan nomer Regristrasi 032.
Pendiri Lembaga Pendidikan Islam Al Huda Sukajadi
Lembaga Pendidikan Islam Alhuda mulai dirintis sejak tahun 1964 -1965 atas prakarsa beberapa tokoh ulama dan tokoh masyarakat yang sangat peduli terhadap pendidikan Islam, antara lain:
1. Ky sobrowi
2. Ky Qowa’id
3. Ky Tuhfah
4. Ky MahsusBaidlowi
5. Ky Basyir Muzni
6. Hasan Abidin
7. H. Masduki
8. H. Ali
9. H. Mujabah
10. H. Mungin
11. Buredah
Nama-nama inilah yang menjadi perintis berdirinya lembaga pendidikan Islam Al Huda Sukajadi.
Periodesasi Kepengurusan
1. Periode 1965-1990
Ketua Umum : H. Mujabah
Ketua I : Ky Qowa’id
Ketua II : Buredah
2. Periode 1990-1995
Ketua Umum : H. Mujabah
Ketua I : Ky Qowa’id
Ketua II : Buredah
3. Periode 1995-2000
Ketua Umum : Ky Qowa’id
Ketua I : Muhadis, BA
Ketua II : Ky Masruhin
4. Periode 2000-2005
Ketua Umum : Ky Qowa’id
Ketua I : Ky Masruhin
Ketua II : Sugiono Diarjo, SPd.
5. Periode 2005-2010
Ketua Umum : Ky Masruhin
Ketua I : Syarif Hidayat, Sag.
Ketua II : Sukirman Zein,SPd.I
Letak Geografis
Lembaga pendidikan Islam Yayasan Al huda terletak di dusun Sukasari RT 14/04, desa Sukajadi kecamatan Pamarican kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kurang lebih 40 KM sebelah utara Samudera Indonesia.
Secara administratif wilayah, lembaga pendidikan Islam Yayasan Al Huda terletak berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan desa Sidaharja kecamatan Pamarican
b. Sebelah selatan berbatasan desa Sukasari kecamatan Banjarsari
c. Sebelah barat berbataan dengan desa Kertahayu kecamatan Pamarican
d. Sebelah timur berbatasan dengan desa Sukamukti kecamatan Pamarican
Secara orbitasi lembaga pendidikan Islam yayasan Al Huda, sebagai berikut:
a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 10 km
b. Jarak dari ibukota kabupaten : 55 km
c. Jarak dari ibukota propinsi : 163 km
d. Jarak dari ibukota negara : 343 km
Secara administratif wilayah, lembaga pendidikan Islam Yayasan Al Huda terletak berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan desa Sidaharja kecamatan Pamarican
b. Sebelah selatan berbatasan desa Sukasari kecamatan Banjarsari
c. Sebelah barat berbataan dengan desa Kertahayu kecamatan Pamarican
d. Sebelah timur berbatasan dengan desa Sukamukti kecamatan Pamarican
Secara orbitasi lembaga pendidikan Islam yayasan Al Huda, sebagai berikut:
a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 10 km
b. Jarak dari ibukota kabupaten : 55 km
c. Jarak dari ibukota propinsi : 163 km
d. Jarak dari ibukota negara : 343 km
16 Juli, 2009
Pengurus Komite Madrasah MAN Sukajadi Pamarican Ciamis perode 2009-2014 terbentuk
Foto:Serah terima pengurus komite MAN Sukajadi secara simbolik dari ketua demisioner,Drs.Sugiono Diarjo kepada ketua komite terpilih periode 2009-2014, Diding Supriyadi, SPd. MM.
Yayasan Al Huda - Keberadaan komite madrasah dalam meningkatkan kualitas pendidikan sangat penting. Dengan adanya komite madrasah diharapkan bisa menjadi mitra yang ideal madrasah dalam merecanakan program-program pendidikan. Demikian dikatakan kepala MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Sukajadi Pamarican Ciamis, Drs. Darto Haryanto,MPd, pada acara pembentukan pengurus Komite Madrasah MAN Sukajadi Pamarican Ciamis periode 2009-2014 di kampus MAN Sukajadi Pamarican Ciamis , Sabtu (11/7/09).
Dalam kesempatan itu, melalui sistem pemilihan yang demokratis terpilih Diding Supriyadi, SPd., MM dan Syarif Hidayat Hidayat, SAg. Sebagai Ketua dan wakil ketua Komite MAN Sukajadi Pamarican Ciamis periode 2009-2014 menggantikan ketua dan wakil ketua sebelumnya, Drs. Sugiono Diarjo dan Diding Supriyadi, SPd.,MM.
Pada saat itu juga Drs. Sugiono Diarjo sebagai ketua komite demisioner menyerahkan tugas dan tanggungjawabnya secara simbolik kepada ketua komite terpilih Diding Supriyadi, SPd. MM di hadapan peserta rapat pembentuakan pengurus komite MAN sukajadi Pamarican. ” Saya berharap kepada pengurus komite MAN periode 2009-2014 yang baru terbentuk bisa bekerja dengan maksimal dan melanjutkan program-program komite MAN yang belum terealisasi terutama mengenai MOU lahan untuk perluasan areal pembangunan MAN Sukajadi Pamarican Ciamis” jelas Drs.Sugiono.
Yayasan Al Huda - Keberadaan komite madrasah dalam meningkatkan kualitas pendidikan sangat penting. Dengan adanya komite madrasah diharapkan bisa menjadi mitra yang ideal madrasah dalam merecanakan program-program pendidikan. Demikian dikatakan kepala MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Sukajadi Pamarican Ciamis, Drs. Darto Haryanto,MPd, pada acara pembentukan pengurus Komite Madrasah MAN Sukajadi Pamarican Ciamis periode 2009-2014 di kampus MAN Sukajadi Pamarican Ciamis , Sabtu (11/7/09).
Dalam kesempatan itu, melalui sistem pemilihan yang demokratis terpilih Diding Supriyadi, SPd., MM dan Syarif Hidayat Hidayat, SAg. Sebagai Ketua dan wakil ketua Komite MAN Sukajadi Pamarican Ciamis periode 2009-2014 menggantikan ketua dan wakil ketua sebelumnya, Drs. Sugiono Diarjo dan Diding Supriyadi, SPd.,MM.
Pada saat itu juga Drs. Sugiono Diarjo sebagai ketua komite demisioner menyerahkan tugas dan tanggungjawabnya secara simbolik kepada ketua komite terpilih Diding Supriyadi, SPd. MM di hadapan peserta rapat pembentuakan pengurus komite MAN sukajadi Pamarican. ” Saya berharap kepada pengurus komite MAN periode 2009-2014 yang baru terbentuk bisa bekerja dengan maksimal dan melanjutkan program-program komite MAN yang belum terealisasi terutama mengenai MOU lahan untuk perluasan areal pembangunan MAN Sukajadi Pamarican Ciamis” jelas Drs.Sugiono.
09 Juli, 2009
Angka DO Madrasah Rendah
Ciamis, Priangan-Angka siswa putus sekolah atau Drop Out (DO) madrasah di kabu[aten Ciamis, baik tingkat Diniyah Awaliyah (MDA), Tsanawiyah (MTs), maupun Aliyah (MA) relative rendah di bandingkan engan angka putus sekolah madrasah secara nasional. Sebab, tingkat partisipasi masyarakat terhadap dunia pendidikan di madrasah saat ini terbilang tinggi, dan masyarakat jauh lebih mengerti di banding sebelumnya.
“Di Ciamis angka putus sekolah madrasah di bawah angka putus sekolah nasional, yang kalau dihitung secara kasar mencapai sekitar 0,6 persen se kabupaten Ciamis”, ujar Kasi Mapenda Depag Ciamis, Drs. H. Eep Nuryana, selasa kemaren (7/7).
Diakuinya, saat ini madrasah bias dikatakan mendapat perhatian khusus dari masyarakat, sehingga dengan respon positif tersebut masyarakat banyak yang menyekolahkan dan melanjutkan pendidikan anak-anaknya ke madrasah.
“Selain itu respon tersebut tidak kita pungkiri berakar dari adanya berbagai program pemerintah yang merigankan biaya sekolah di madrasah, bahkan gratis, seperti adanya dana BOS, DAK dan sebagainya”, papar H. Eep.
Jadi, lanjut H. Eep, dengan kondisi sekarang ini, madrasah merupakan salah satu jenjang pendidikan yang terbilang di gandrungi masyarakat, dengan kata lain tak ada bedanya dengan dengan sekolah umum. ”Dan yang jelasya lagi, madrasah siap untuk berkompetisi dengan sekolah umum”, pungkas H. Eep.
Sumber: HU Priangan edisi 8 Juli 2009.
“Di Ciamis angka putus sekolah madrasah di bawah angka putus sekolah nasional, yang kalau dihitung secara kasar mencapai sekitar 0,6 persen se kabupaten Ciamis”, ujar Kasi Mapenda Depag Ciamis, Drs. H. Eep Nuryana, selasa kemaren (7/7).
Diakuinya, saat ini madrasah bias dikatakan mendapat perhatian khusus dari masyarakat, sehingga dengan respon positif tersebut masyarakat banyak yang menyekolahkan dan melanjutkan pendidikan anak-anaknya ke madrasah.
“Selain itu respon tersebut tidak kita pungkiri berakar dari adanya berbagai program pemerintah yang merigankan biaya sekolah di madrasah, bahkan gratis, seperti adanya dana BOS, DAK dan sebagainya”, papar H. Eep.
Jadi, lanjut H. Eep, dengan kondisi sekarang ini, madrasah merupakan salah satu jenjang pendidikan yang terbilang di gandrungi masyarakat, dengan kata lain tak ada bedanya dengan dengan sekolah umum. ”Dan yang jelasya lagi, madrasah siap untuk berkompetisi dengan sekolah umum”, pungkas H. Eep.
Sumber: HU Priangan edisi 8 Juli 2009.
02 Juni, 2009
Kuota Sertifikasi Guru Agama di Ciamis Masih Minim
Ciamis, Priangan – Di tahun 2009 ini Depag kab. Ciamis mendapatkan program sertifikasi bagi kalangan guru Agama dari tingkat SD hingga SMA sebanyak 518 orang, dan bagi guru dilingkungan Madrasah Ibtidaiyah(MI) sebanyak 495 orang. Demikian diungkapkan Kasi Mapenda Depag Ciamis, Drs. H. Eep Nuhyana.
”Jumlah ini masih terbilang sedikit, mengingat melihat data yang masuk baru sekitar 15 persen, sedangkan jumlah guru Agama di Ciamis terbilang sangat banyak.” Kata H. Eep.
Dikatannya, pihaknya menargetkan pada akhir tahun 2014, seluruh guru Agama di Ciamis harus sudah bersertifikasi atau lulus program sertifikasi. ” Hal tersebut sesuai dengan program dari pemerintah pusat yang dimaksudkan untuk mengedepankan kualitas para pengajar.” Jelas H. Eep.
Disebutkannya, untuk mempersiapkan hal itu pihaknya telah memulai mendata guru agama yang akan mengikuti program sertifikasi dan melakukan sosialisasi. ”Berbagai tahap persiapkan telah kami lakukan dan hingga saat ini kami baru akan memberikan pembekalan bagi para calon peserta.” Ujar H. Eep.
Dijelaskannya, sesuai dengan peraturan pihaknya tak akan segan menindak guru yang telah bersertifikasi, bila yang bersangkutan lalai dalam mengajar atau tidak mencapai kuota 24 jam dalam seminggu, sehingga sertifikat tersebut tidak menutup kemungkinan bisa di cabut kalau saja guru menurunkan kualitas mengajarnya.
”Jadi, jika ada yang lalai dalam menjalankan tugasnya, kami siap menindak sesuai dengan peraturan dan ketetapan.” Ujar H. Eep.
*Sumber HU Priangan Edisi 2 Juni 2009.
”Jumlah ini masih terbilang sedikit, mengingat melihat data yang masuk baru sekitar 15 persen, sedangkan jumlah guru Agama di Ciamis terbilang sangat banyak.” Kata H. Eep.
Dikatannya, pihaknya menargetkan pada akhir tahun 2014, seluruh guru Agama di Ciamis harus sudah bersertifikasi atau lulus program sertifikasi. ” Hal tersebut sesuai dengan program dari pemerintah pusat yang dimaksudkan untuk mengedepankan kualitas para pengajar.” Jelas H. Eep.
Disebutkannya, untuk mempersiapkan hal itu pihaknya telah memulai mendata guru agama yang akan mengikuti program sertifikasi dan melakukan sosialisasi. ”Berbagai tahap persiapkan telah kami lakukan dan hingga saat ini kami baru akan memberikan pembekalan bagi para calon peserta.” Ujar H. Eep.
Dijelaskannya, sesuai dengan peraturan pihaknya tak akan segan menindak guru yang telah bersertifikasi, bila yang bersangkutan lalai dalam mengajar atau tidak mencapai kuota 24 jam dalam seminggu, sehingga sertifikat tersebut tidak menutup kemungkinan bisa di cabut kalau saja guru menurunkan kualitas mengajarnya.
”Jadi, jika ada yang lalai dalam menjalankan tugasnya, kami siap menindak sesuai dengan peraturan dan ketetapan.” Ujar H. Eep.
*Sumber HU Priangan Edisi 2 Juni 2009.
Kepala Depag Ciamis Diganti
Ciamis – Peran serta dan keberadaan Depag dalam meningkatkan kualitas sumder daya manusia sangat vital. Depag hendaknya lebih meningkatkan lagi kinerja yang telah dilakukannya. Demikian diungkapkan Bupati Ciamis H. Engkon Komara, pada acara pisah sambut Kakandepag Ciamis dari pejabat lama H. Munadi, kepada penggantinya, H. Koeswaya Al-Itsyam di Gedung Islamic Center, Rabu (20/5). Selain itu Engkon berharap agar Depag hendaknya menjadi ujung tombak dalm mewujudkan kembali Ciamis sebagai kota pesantren seperti dulu, ”Sewaktu saya kecil dulu Ciamis dikenal sebagai kota pesantren. Hendaknya pamor tersebut dikembalikan lagi citranya seperti dulu,” Ujar Engkon.
*Sumber HU Priangan edisi 22 Mei 2009
*Sumber HU Priangan edisi 22 Mei 2009
29 Mei, 2009
Program Kerja Pengurus yayasan
A.Program Jangka Panjang
1. Bidang Administerasi
a. Penataan administerasi keanggotaan
b. Penataan administerasi Keuangan
c. Pembenahan sistem surat mnyurat
d. Penginfentarisasian sarana dan prasarana yayasan
2. Bidang Organisasi
a. Penyempurnaan AD/ART
b. Penyebarluasan AD/ART kepada pengurus da lembaga-lembaga di bawah naungan yayasan
c. Pembinaan keorganisasian kepada pengurus
3. Sarana dan Prasarana
a. Membuat kantor yayasan dan perlengkapannya
b. Membuat Gapura yayasan
c. Membuat klinik
d. Membuat BMT
e. Membuat seragam yayasan
f. Membuat kalendr
g. Membuat pesantren
4. Bidang pendidikan
a. Peningkatan hubungan kerja antar pengurus yayasan dengan lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal
b. Usaha peningkatan pengalaman fungsi, hak dan kewajiban lembaga yang ada di bawah naungan yayasan
c. Peningkatan kesejahteraan tenaga kependidikan
d. Bekerjasama dengan lembaga pendidikan untuk membantu siswa yang kurang mampu
e. Menyelenggarakan pendidikan paket B dan C
f. Menyelenggarakan pendidikan ketrampilan
5. Bidang Ekonomi dan keuangan
a. Penetaan sumber dana yayasan
b. Perluasan koperasi
c. Pengembangan usaha lain untuk meningkatkan dana yayasan
d. Mengelola tabungan dari lembaga-lembaga pendidikan
6.Bidang Kesejahteraan Sosial
a. Memberikan kesejahteraan pengurus yayasan
b. Memberikan santuna kepada anggota pengajian dan kematian alhuda yang meninggal dunia.
c. Membantu meringankan beban kepada siswa yang kurang mampu
d. Memberikan beasiswa kepada siswa yang kurang mampu yang berprestasi
B.Program Jangka Pendek/ Tahunan
1. Bidang Administerasi
a. Pengadaan dan pengisian buku keanggotaan dan kartu anggotanya
b. Pengadaan dan pengisian buku-buku data lembaga yang ada di bawah naungan yayasan
c. Pengadaan buku-buku keperluan surat menyurat
d. Pengadaan dan pengisian buku-buku keuangan yayasan
2. Bidang Organisasi
a. Evaluasi dan perubahan AD/ART
b. Pencetakan dan sosialisasi AD/ART kepada anggota pengurus dan lembaga-lembaga yang ada di bawah naungan yayasan
c. Legalisasi surat-surat penting
d. Pembinaan pengurus dan tenaga kependidikan
e. Merekomendasi pengurus yayasan atau komponen pendidikan untuk membantu mengembangkan wawasannya.
3. Sarana dan Prasarana
a. Perehaban MI Sukamukti I
b. Perehaban MTs Alhuda
c. Membuat saluran air
d. Pelebaran pemasangan paving blok halaman masjid alhuda
e. Pembangunan MI Sukamukti III
f. Finishing TK
4. Bidang Pendidikan
a. Kunjungan kerja ke lembaga-lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan yayasan
b. Pengisian data keadaan guru dan siswa di lembaga pendidikan
c. Pengisian data infentarisasi sarana dan prasrana lembaga-lembaga pendidikan
d. Pengisian data APBS
e. Pendataan siswa yang ekonominya kurang mampu
f. Mengangkat dan memberhentikan tenaga kependidikan
5. Bidang Ekonomi
a. Mengaktifkan dana infak dari lembaga-lembaga yang ada di bawah naungan yayasan
b. Mengkoordinir penghasilan tanah wakaf
c. Penampungan zakat mal
d. Peningkatan usaha koperasi dan usaha lainnya
e. Pemberdayaan aset yayasan
6. Bidang Kesejahteraan Sosial
a. Mengusulkan tenaga edukatif untuk di angkat menjadi tenaga honorer kabupaten
b. Standarisasi minimal honor tenaga kependidikan
c. Memberikan beasiswa kepada siswa yang kurang mampu dan berprestasi
d. Memberikan santunan kematian anggota pengajian yayasan
e. Memberikan kesejahteraan bagi anggota pengurus yayasan
7. Bidang Kerohanian
a. Menyelenggarakan pengajian mingguan
b. Memperingati hari-hari besar Islam
8. Bidang Pemberdayaan Perempuan
a. Menyelenggarakan kursus tataboga dan tata busana
b. Mengadakan pengajian mingguan
c. Mengadakan kerjasama dengan para petugas posyandu
1. Bidang Administerasi
a. Penataan administerasi keanggotaan
b. Penataan administerasi Keuangan
c. Pembenahan sistem surat mnyurat
d. Penginfentarisasian sarana dan prasarana yayasan
2. Bidang Organisasi
a. Penyempurnaan AD/ART
b. Penyebarluasan AD/ART kepada pengurus da lembaga-lembaga di bawah naungan yayasan
c. Pembinaan keorganisasian kepada pengurus
3. Sarana dan Prasarana
a. Membuat kantor yayasan dan perlengkapannya
b. Membuat Gapura yayasan
c. Membuat klinik
d. Membuat BMT
e. Membuat seragam yayasan
f. Membuat kalendr
g. Membuat pesantren
4. Bidang pendidikan
a. Peningkatan hubungan kerja antar pengurus yayasan dengan lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal
b. Usaha peningkatan pengalaman fungsi, hak dan kewajiban lembaga yang ada di bawah naungan yayasan
c. Peningkatan kesejahteraan tenaga kependidikan
d. Bekerjasama dengan lembaga pendidikan untuk membantu siswa yang kurang mampu
e. Menyelenggarakan pendidikan paket B dan C
f. Menyelenggarakan pendidikan ketrampilan
5. Bidang Ekonomi dan keuangan
a. Penetaan sumber dana yayasan
b. Perluasan koperasi
c. Pengembangan usaha lain untuk meningkatkan dana yayasan
d. Mengelola tabungan dari lembaga-lembaga pendidikan
6.Bidang Kesejahteraan Sosial
a. Memberikan kesejahteraan pengurus yayasan
b. Memberikan santuna kepada anggota pengajian dan kematian alhuda yang meninggal dunia.
c. Membantu meringankan beban kepada siswa yang kurang mampu
d. Memberikan beasiswa kepada siswa yang kurang mampu yang berprestasi
B.Program Jangka Pendek/ Tahunan
1. Bidang Administerasi
a. Pengadaan dan pengisian buku keanggotaan dan kartu anggotanya
b. Pengadaan dan pengisian buku-buku data lembaga yang ada di bawah naungan yayasan
c. Pengadaan buku-buku keperluan surat menyurat
d. Pengadaan dan pengisian buku-buku keuangan yayasan
2. Bidang Organisasi
a. Evaluasi dan perubahan AD/ART
b. Pencetakan dan sosialisasi AD/ART kepada anggota pengurus dan lembaga-lembaga yang ada di bawah naungan yayasan
c. Legalisasi surat-surat penting
d. Pembinaan pengurus dan tenaga kependidikan
e. Merekomendasi pengurus yayasan atau komponen pendidikan untuk membantu mengembangkan wawasannya.
3. Sarana dan Prasarana
a. Perehaban MI Sukamukti I
b. Perehaban MTs Alhuda
c. Membuat saluran air
d. Pelebaran pemasangan paving blok halaman masjid alhuda
e. Pembangunan MI Sukamukti III
f. Finishing TK
4. Bidang Pendidikan
a. Kunjungan kerja ke lembaga-lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan yayasan
b. Pengisian data keadaan guru dan siswa di lembaga pendidikan
c. Pengisian data infentarisasi sarana dan prasrana lembaga-lembaga pendidikan
d. Pengisian data APBS
e. Pendataan siswa yang ekonominya kurang mampu
f. Mengangkat dan memberhentikan tenaga kependidikan
5. Bidang Ekonomi
a. Mengaktifkan dana infak dari lembaga-lembaga yang ada di bawah naungan yayasan
b. Mengkoordinir penghasilan tanah wakaf
c. Penampungan zakat mal
d. Peningkatan usaha koperasi dan usaha lainnya
e. Pemberdayaan aset yayasan
6. Bidang Kesejahteraan Sosial
a. Mengusulkan tenaga edukatif untuk di angkat menjadi tenaga honorer kabupaten
b. Standarisasi minimal honor tenaga kependidikan
c. Memberikan beasiswa kepada siswa yang kurang mampu dan berprestasi
d. Memberikan santunan kematian anggota pengajian yayasan
e. Memberikan kesejahteraan bagi anggota pengurus yayasan
7. Bidang Kerohanian
a. Menyelenggarakan pengajian mingguan
b. Memperingati hari-hari besar Islam
8. Bidang Pemberdayaan Perempuan
a. Menyelenggarakan kursus tataboga dan tata busana
b. Mengadakan pengajian mingguan
c. Mengadakan kerjasama dengan para petugas posyandu
Pengurus Yayasan AlHuha
Pengurus Yayasan Al Huda periode 2005-2010
Penasehat
1. Ky Basyir Muzni
2. Ky. Sufyan Tsauri
3. H Mujabah
4. Ishak
5. Rahmat Umar S.
6. Suparno
7. Hasan Abidin
8. Sugiono Diarjo, SPd
9. Kholis malik, Sag
10. KH. Aid Hudri
11. Kepala Desa Sukajadi
Ketua Umum
Ky. Masruhin
Ketua I
Syarif Hidayat, SAg.
Ketua II
Sukirman Zein, SPd.I
Sekretaris I
Nurhasyim, Ama.
Sekretaris II
Eman Sulaeman
Bendahara I
Syihabudin MS
Bendahara II
Amin Fauzi
Seksi-Seksi
Pendidikan
1. Harun Muis, SPd.I
2. Ruman Widodo, BA.
3. Aip Syarif H, AMa.
4. Paimin Sudirman, AMa.
Humas
1. Hudaefah
2. A. Muhlasin
3. A. Faoz
4. Fathurohman S
Rohani
1. Ky. Nasori
2. Ky. Subakir
3. Ky. Yusri Amri
4. H Badrun
5. Ustad Irfan Muzaki
Pembangunan
1. Ma’tup
2. Sodik
3. Sudirman
4. Masruri
Ekonomi
1. H. Fathurohman
2. Suherman
3. Ujang Bajari
Sosial Budaya
1. Anto Sugianto
2. Suhadi
3. Amir Samiran
Wakaf
1. Drs. Solihin
2. Sodikin
3. Ahmad bin samudin
Pemberdayaan Perempuan
1. Hoiriyah
2. Siti Aisah
3. Subae’ah
4. Soli’ah
5. Masinah
6. Martini
Di tetapkan di : Sukajadi
Pada Tanggal : 07 Agustus 2005
Penasehat
1. Ky Basyir Muzni
2. Ky. Sufyan Tsauri
3. H Mujabah
4. Ishak
5. Rahmat Umar S.
6. Suparno
7. Hasan Abidin
8. Sugiono Diarjo, SPd
9. Kholis malik, Sag
10. KH. Aid Hudri
11. Kepala Desa Sukajadi
Ketua Umum
Ky. Masruhin
Ketua I
Syarif Hidayat, SAg.
Ketua II
Sukirman Zein, SPd.I
Sekretaris I
Nurhasyim, Ama.
Sekretaris II
Eman Sulaeman
Bendahara I
Syihabudin MS
Bendahara II
Amin Fauzi
Seksi-Seksi
Pendidikan
1. Harun Muis, SPd.I
2. Ruman Widodo, BA.
3. Aip Syarif H, AMa.
4. Paimin Sudirman, AMa.
Humas
1. Hudaefah
2. A. Muhlasin
3. A. Faoz
4. Fathurohman S
Rohani
1. Ky. Nasori
2. Ky. Subakir
3. Ky. Yusri Amri
4. H Badrun
5. Ustad Irfan Muzaki
Pembangunan
1. Ma’tup
2. Sodik
3. Sudirman
4. Masruri
Ekonomi
1. H. Fathurohman
2. Suherman
3. Ujang Bajari
Sosial Budaya
1. Anto Sugianto
2. Suhadi
3. Amir Samiran
Wakaf
1. Drs. Solihin
2. Sodikin
3. Ahmad bin samudin
Pemberdayaan Perempuan
1. Hoiriyah
2. Siti Aisah
3. Subae’ah
4. Soli’ah
5. Masinah
6. Martini
Di tetapkan di : Sukajadi
Pada Tanggal : 07 Agustus 2005
Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas bagi suatu lembaga adalah suatu yang mutlak diperlukan bahkan menjadi tolak ukur kemajuan suatu lembaga yang bersangkutan. Lembaga yang menjadi garapan yayasan Al Huda Sukajadi adalah sebagai berikut:
1. RA An Nur Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
2. TPQ IRMA Al Huda beserta sarana dan prasarananya.
3. MI Sukamukti I Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
4. MI Sukamaju Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
5. MI Sukamukti II Sidaharja beserta sarana dan prasarananya.
6. MI Sukamukti III Sukamukti beserta sarana dan prasarananya.
7. MTs Al Huda Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
8. MA Al Huda Sukajadi beserta sarana dan prasarananya. (sudah di negerikan dan menjadi tanggung jawab pemerintah)
9. Madrasah Ibtidaiyah Diniyah (MID) Al Huda Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
10. Jamiyah pengajian dan kematian Al Huda Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
11. Masjid Al Huda Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
12. Koperasi Al Huda Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
1. RA An Nur Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
2. TPQ IRMA Al Huda beserta sarana dan prasarananya.
3. MI Sukamukti I Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
4. MI Sukamaju Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
5. MI Sukamukti II Sidaharja beserta sarana dan prasarananya.
6. MI Sukamukti III Sukamukti beserta sarana dan prasarananya.
7. MTs Al Huda Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
8. MA Al Huda Sukajadi beserta sarana dan prasarananya. (sudah di negerikan dan menjadi tanggung jawab pemerintah)
9. Madrasah Ibtidaiyah Diniyah (MID) Al Huda Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
10. Jamiyah pengajian dan kematian Al Huda Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
11. Masjid Al Huda Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
12. Koperasi Al Huda Sukajadi beserta sarana dan prasarananya.
Azaz, Maksud dan Tujuan
Yayasan Al huda berdasrkan pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Islam dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
a. Menyebarluskan dan mempertinggi ajaran syari’at Islam serta pengalamannya.
b. Membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan manusia seutuhnya,diutamakan dalam usaha memperbaiki, mempertinggi mentalitas umat bangsa Indonesia dalam mencapai masyarakt yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Islam.
c. Mencerdaskan kehidupan umat islam khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya yang beriman dan bertaqwa kepada Alloh SWT.
Untuk mencapai maksud dan tujuan dari yayasan Al huda tersebut, dilakukan usaha-usaha dalam bidang-bidang sebagai berikut:
1. Bidang Pendidikan.
Berusaha meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pembinaan, pembangunan dan penyelenggaraan pendidikan formal maupun informal mulai dari TK, Madrasah Diniyah, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), sampai dengan Al Jami’ah (Perguruan Tinggi) dan Pondok Pesantren.
2. Bidang Agama
a. Menyelenggarakan pengajian umum, pengajian mingguan, pengajian kitab kuning, serta memperingati hari-hari besar Islam.
b. Menerima orang yang akan masuk Islam serta pembinaannya.
3. Bidang Ekonomi
a. Memajukan dan mengembangkan kehidupan ekonomi kerakyatan yang adil dan demokratis.
b. Mengembangkan usaha koperasi untuk kepentingan yayasan dan masyarakat.
c. Melakukan usaha untuk kemajuan yayasan yang tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan yayasan serta tidak mengikat kepentingan masyarakat dan negara dengan mengindahkan norma agama dan hukum yang berlaku.
4. Bidang Sosial Budaya
a. Berusah membangun budaya yang maju dan demokratis dengan tetap melihat jati diri sebagai bangsa yang beragama.
b. Mengadakan kegiatan sosial, khitanan massal pada hari-hari besar, santunan terhadap fakir miskin dan lain-lain
c. Menyelenggarakan dana kematian dan menyantuni anggota yang meninggal dunia.
d. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain, baik swasta maupun pemerintah, sepanjang tidak bertentangan dengan asas dan tujuan yayasan.
5. Bidang Perwakafan
a. Yayasan berkewajiban mendata seluruh kekayaan berupa tanah wakaf dan tanah hak guna pakai.
b. Pengelolaan dan pendistribusian tanah wakaf tersebut di atur dalam anggaran rumah tangga.
c. Yayasan mengatur pemanfaatan hasil tanah wakaf baik berupa jasa, maupun material yang di manfaatkan sesuai dengan amanat muwakif.
d. Setiap lembaga otonomi yang menggunakan tanah wakaf wajib melaporkan penggunaan tanah tersebut setiap satu tahun satu kali.
6. Bidang Pemberdayaan Perempuan.
a. usaha peningkatan pemberdayaan perempuan bagi kesejahteraan sosial, pendidikan dan keagamaan.
b. Usaha peningkatan ketrampilan kaum perempuan dalam mendukung ekonomi keluarga.
c. Usaha peningkatan pendidikan kaum perempuan dalam menciptakan keluarga sakinah, mawaddah warohmah.
a. Menyebarluskan dan mempertinggi ajaran syari’at Islam serta pengalamannya.
b. Membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan manusia seutuhnya,diutamakan dalam usaha memperbaiki, mempertinggi mentalitas umat bangsa Indonesia dalam mencapai masyarakt yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Islam.
c. Mencerdaskan kehidupan umat islam khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya yang beriman dan bertaqwa kepada Alloh SWT.
Untuk mencapai maksud dan tujuan dari yayasan Al huda tersebut, dilakukan usaha-usaha dalam bidang-bidang sebagai berikut:
1. Bidang Pendidikan.
Berusaha meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pembinaan, pembangunan dan penyelenggaraan pendidikan formal maupun informal mulai dari TK, Madrasah Diniyah, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), sampai dengan Al Jami’ah (Perguruan Tinggi) dan Pondok Pesantren.
2. Bidang Agama
a. Menyelenggarakan pengajian umum, pengajian mingguan, pengajian kitab kuning, serta memperingati hari-hari besar Islam.
b. Menerima orang yang akan masuk Islam serta pembinaannya.
3. Bidang Ekonomi
a. Memajukan dan mengembangkan kehidupan ekonomi kerakyatan yang adil dan demokratis.
b. Mengembangkan usaha koperasi untuk kepentingan yayasan dan masyarakat.
c. Melakukan usaha untuk kemajuan yayasan yang tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan yayasan serta tidak mengikat kepentingan masyarakat dan negara dengan mengindahkan norma agama dan hukum yang berlaku.
4. Bidang Sosial Budaya
a. Berusah membangun budaya yang maju dan demokratis dengan tetap melihat jati diri sebagai bangsa yang beragama.
b. Mengadakan kegiatan sosial, khitanan massal pada hari-hari besar, santunan terhadap fakir miskin dan lain-lain
c. Menyelenggarakan dana kematian dan menyantuni anggota yang meninggal dunia.
d. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain, baik swasta maupun pemerintah, sepanjang tidak bertentangan dengan asas dan tujuan yayasan.
5. Bidang Perwakafan
a. Yayasan berkewajiban mendata seluruh kekayaan berupa tanah wakaf dan tanah hak guna pakai.
b. Pengelolaan dan pendistribusian tanah wakaf tersebut di atur dalam anggaran rumah tangga.
c. Yayasan mengatur pemanfaatan hasil tanah wakaf baik berupa jasa, maupun material yang di manfaatkan sesuai dengan amanat muwakif.
d. Setiap lembaga otonomi yang menggunakan tanah wakaf wajib melaporkan penggunaan tanah tersebut setiap satu tahun satu kali.
6. Bidang Pemberdayaan Perempuan.
a. usaha peningkatan pemberdayaan perempuan bagi kesejahteraan sosial, pendidikan dan keagamaan.
b. Usaha peningkatan ketrampilan kaum perempuan dalam mendukung ekonomi keluarga.
c. Usaha peningkatan pendidikan kaum perempuan dalam menciptakan keluarga sakinah, mawaddah warohmah.
Langganan:
Postingan (Atom)