Pencarian

Sejarah I Asas I Pengurus I Lembaga I UU/PP

Selamat Datang di Blog Yayasan Al Huda


Permohonan Bantuan Dana

Akibat gempa (Tasikmalaya) yang terjadi beberapa bulan yang lalu mengakibatkan ambruknya Madrasah Diniyah yayasan Al huda, Kami panitia pembangunan Madrasah Diniyah mengajak para dermawan untuk ikut berpartisipasi membangun kembali Madrasah tersebut sehingga bisa di fungsikan seperti sedia kala.
Selengkapnya baca disini

15 September, 2009

Madrasah Ibtidaiyah Diniyah (MID) Yayasan Al Huda Rusak Berat akibat Gempa.


Pamarican, Yayasan AlHuda- Madrasah Ibtidaiyah Diniyah (MID) yayasan Alhuda Desa Sukajadi kec. Pamarican Kab. Ciamis, rusak berat akibat gempa pekan lalu. Tiga ruang belajar tidak mungkin dipergunakan lagi dan harus di rehab total.

Karena retakan dinding yang terlalu banyak sehingga pihak MID berinisiatif menurunkan genteng untuk mengurangi resiko runtuhnya sebagian bangunan yang mengalami retak-retak yang cukup parah, saat itu juga satu ruang lagi bangunannya runtuh. Minggu (13/9). Sementara itu sejak terjadi gempa, terpaksa para siswa belajar di di masjid dan menggunakan ruang kelas MTs Al huda yang ada di sebelah MID.

Kepala MID Alhuda, Ky Masruhin, berharap pemerintah segera merehab bangunan MID Alhuda, sehingga para siswa bisa kembali belajar di ruang yang memadai. “ Saya prihatin dengan kondisi bangunan yang rusak parah akibat gempa, mudah-mudahan pemerintah segera merehab total ruang kelas yang ambruk. Dengan runtuhnya bangunan MID kegiatan belajar mengajar para siswa terpaksa di alihkan ke masjid dan menggunakan bangunan MTs alhuda,” ujarnya

Sementara itu, menurut ketua Yayasan Alhuda, Syarif Hidayat, SAg,Bangunan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah (MID) memang sudah cukup tua dan banyak material bangunan yang yang sudah rapuh,dan perlu di rehab total. Oleh karena itu ketika terjadi gempa, bangunan tersebut ambruk. Selain MID, MTs Alhuda yang kondisi fisiknya terbilang kuat juga mengalami retak-retak dan rusak ringan “ Bangunan MID itu materialnya sudah rapuh, karena sejak dibangun tahun 1963 baru direhab atapnya saja, MTs Al huda saja yang bangunannya terbilang kuat juga mengalami hal yang sama apalagi MID yang materialnya sudah tua” ujarnya.

Oleh karena itu beliau berharap pemerintah segera merehab ruang yang ambruk dan mengetuk hati para dermawan untuk ikut berpartisipasi dan membantu rehabilitasi bangunan MID. “ Saya berharap pihak pemerintah segera merehab total bangunan MID yang ambruk, juga mengajak kepada para dermawan untuk ikut membantu rehabilitasi MID sehingga para siswa bisa mengadakan kegiatan belajar mengajar sebagaimana mestinya,” kata Syarif.

Kerugian akibat Gempa Rp. 336 Miliar(Data Kerusakan Berubah-ubah)

Ciamis, Priangan-Data kerusakan dan kerugian akibat gempa bumi di Kab. Ciamis berubah-ubah. Pada awalnya, tercatat jumlah kerugian di bumi tatar galuh ini mencapai Rp. 480 miliar lebih, tetapi angka ini berubah menjadi 335 miliar lebih dan terakhir Rp. 336 miliar lebih.
Wakil sekretaris Tim Penanggulangan Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di Ciamis, Drs. Endang Sutisna, mengatakan, pihaknya terus menampung data kerusakan dari tiap-tiap Kecamatan. Pihaknyapun membenarkan data kerusakan terus beubah setiap harinya.
“ Kalu memang pak Gubernur memberi ultimatum, besok (hari ini red) data kerusakan harus diterima pihak propinsi, kami akan berikan data terakhiryaitu kerugian mencapai Rp. 336.208.776.583, “ ujar ending, Jum’at (11/9) di posko BPB Kab. Ciamis yang didirikan di setda Ciamis.
Dikatakan Endang, perubahan data terjadi karena tiap-tiap Kecamatan terus melakukan penilaian sebelum dilakukan verifikasi oleh dinas Cipta Karya.
“pihak Kecamatan tetntu ingin memberikan data yang akurat. Oleh karena itu, data dari beberapa kecamatan berubah,” ujarnya.
Mengenai bantuan untuk perumahan warga korban gempa, Endang mengatakan akan dibuat kelompok-kelompok masyarakat. Kelompok tersebut dibentuk sesuai dengan jumlah rumah warga yang rusak berat.
“Jumlah rumah warga yang rusak berat sebanyak 14.256 unit. Jumlah ini akan dibagi 10, sehingga nantinya akan terbentuk sekitar 1.425 kelompok masyarakat,” ujar Endang.
Dikatakan Endang dengan dibuat kelompok-kelompok masyarakat, pelayanan bantuan kepada warga akan lebih mudah.
“Metode ini sudah banyak digunakan seperti pada penanggulangan tsunami di Aceh dan gempa di Jogja,” ujarnya.
Dengan banyaknya rumah warga yang rusak, dikatakan Endang, hingga saat ini tercatat jumlah pengungsi sebanyak 26.400 orang. Mereka ada yang tinggal di tenda darurat, ada juga yang menumpang dirumah orang lain atau sodaranya.

Sumber : HU Priangan edisi 12 September 2009.

Kerugian akibat Gempa Rp. 336 Miliar(Data Kerusakan Berubah-ubah)

Ciamis, Priangan-Data kerusakan dan kerugian akibat gempa bumi di Kab. Ciamis berubah-ubah. Pada awalnya, tercatat jumlah kerugian di bumi tatar galuh ini mencapai Rp. 480 miliar lebih, tetapi angka ini berubah menjadi 335 miliar lebih dan terakhir Rp. 336 miliar lebih.
Wakil sekretaris Tim Penanggulangan Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di Ciamis, Drs. Endang Sutisna, mengatakan, pihaknya terus menampung data kerusakan dari tiap-tiap Kecamatan. Pihaknyapun membenarkan data kerusakan terus beubah setiap harinya.
“ Kalu memang pak Gubernur memberi ultimatum, besok (hari ini red) data kerusakan harus diterima pihak propinsi, kami akan berikan data terakhiryaitu kerugian mencapai Rp. 336.208.776.583, “ ujar ending, Jum’at (11/9) di posko BPB Kab. Ciamis yang didirikan di setda Ciamis.
Dikatakan Endang, perubahan data terjadi karena tiap-tiap Kecamatan terus melakukan penilaian sebelum dilakukan verifikasi oleh dinas Cipta Karya.
“pihak Kecamatan tetntu ingin memberikan data yang akurat. Oleh karena itu, data dari beberapa kecamatan berubah,” ujarnya.
Mengenai bantuan untuk perumahan warga korban gempa, Endang mengatakan akan dibuat kelompok-kelompok masyarakat. Kelompok tersebut dibentuk sesuai dengan jumlah rumah warga yang rusak berat.
“Jumlah rumah warga yang rusak berat sebanyak 14.256 unit. Jumlah ini akan dibagi 10, sehingga nantinya akan terbentuk sekitar 1.425 kelompok masyarakat,” ujar Endang.
Dikatakan Endang dengan dibuat kelompok-kelompok masyarakat, pelayanan bantuan kepada warga akan lebih mudah.
“Metode ini sudah banyak digunakan seperti pada penanggulangan tsunami di Aceh dan gempa di Jogja,” ujarnya.
Dengan banyaknya rumah warga yang rusak, dikatakan Endang, hingga saat ini tercatat jumlah pengungsi sebanyak 26.400 orang. Mereka ada yang tinggal di tenda darurat, ada juga yang menumpang dirumah orang lain atau sodaranya.
Sumber : HU Priangan edisi 12 September 2009.

09 September, 2009

Madrasah Rusak, Belajar di Luar Kelas

Ciamis, Priangan-Direktur Pendidikan Madrasah Depag RI, Drs. H. Firdaus, M.Pd, menghimbau agar pihak Madrasah yang sekolahnya rusak akibat gempa menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar diluar kelas. Sebab, dengan kondisi ruang kelas Madrasah yang hancur akibat gempa tidak mungkin kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara normal di dalam kelas. “tidak bolah ada pembagian jam belajar, kelas pagi dan kelas siang, karena hal tersebut akan mengurangi jam belajar siswa. Oleh karena itu, saya minta kegiatan belajar mengajar di pindahkan ke tempat lain yang aman., seperti ke masjid dan pondok pesantren,” ujar H. Firdaus, Sabtu(5/9) saat berkunjung ke kampus MAN 2 Ciamis yang sebagian ruang kelasnya rusak akibat gempa.
Dikatakan Firdaus, dengan banyaknya ruang kelas yang rusak jangan sampai kegiatan belajar terus-terusan diliburkan. Dengan kondisi darurat seperti saat ini, pihaknya meminta para guru dan masyarakat turut prihatin dan menyelamatkan proses pendidikan jangan sampai terhambat. “ Demi keselamatan pendidikan, kami minta para guru harus prihatin. Kalau nanti kegiatan belajar pindah ketempat lain yang agak jauh, jangan sampai minta insentif untuk ongkos atau lainnya. Kita sedang dalam bencana, dan harus benar-benar prihatin,” ujar Firdaus.
Menurut Firdaus, saat ini pihaknya terus meminta jumlah sekolah yang rusak akibat gempa, yang nantinya akan disampaikan dalam rapat kordinasi dengan pihak terkait lainnya. “ Kami akan melihat sisa anggaran tahun ini. Kalau nanti masih ada, tentu akan digunakan untuk merehab sejumlah ruang kelas yang rusak dan sisanya akan kami usulkan dalam APBN tahun depan,” ungkap Firdaus.
Namun demikian, Firdaus mengatakan, sebelum rehab dilaksanakan pihaknya akan berkonsultasi dengan Departemen PU terkait ruang kelas atau bangunan yang rusak. “Apakah gedung madrasah itu perlu dihancurkan dan dibangun dari awal atau cukup direhab saja, nanti pihak PU yang akan menentukan,” ujarnya.

Sumber: HU Priangan edisi Senin, 7 September 2009

Sekolah Hancur Tanggung Jawab Pusat

Tasik, Priangan-Mendiknas Bambang Sudibyo menandaskan, sekolah yang rusak berat atau hancur akibat gempa, akan ditanggulangi oleh oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan sekolah dengan rusak sedang, akan ditangani oleh Pemprop Jabar dan Pemkab/Pemkot masing-masing didaerah bencana.
Hal itu ditegaskan Bambang saat meninjau SD Negeri 4 Salawu, Kab. Tasikmalaya uang hancur akibat gempa.
Hadir dalam kesempatan itu Kadis Pendidikan Jawa Barat Wahyudin serta pejabat lainnya.
Kunjungan Menteri di Kab. Tasikmalaya dilanjutkan SMP Negeri I Cigalontang dan SMA Negeri Cigalontang yang juga hancur akibat gempa.
Menurut Bambang, penanganan kerusakan sekolah sebenarnya menjadi tanggung jawab kepala daerah. Sedangkan Pusat dan gubernur sifatnya membantu. “ Bantuan yang akan diberikan untuk tanggap darurat masing-masing daerah sebesar Rp. 2 miliar. Selain itu, dibantu juga seragam, alat tulis dan lainnya ke daerah bencana itu. Bantuannya tidak bohong, itu lihat truk yang membawa bantuan, “ kata menteri sambil menunjuk truk dimaksud.
Menurutnya, proses pembangunan sekolah yang rusak atau hancur akan melibatkan ahli dari ITB dan guru SMK untuk melakukan verivikasi dan evaluasi atau penilaian sekolah yang rusak. Artinya dari ITB nanti akan meneliti apakah sekolah itu harus direlokasi atau tidak.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kab. Tasikmalaya H. Idi Hidayat mengatakan, sedikitnya 1860 ruang ruang kelas dari 489 sekolah di Kab. Tasikmalaya rusak akibat gempa sehingga kerugiannya mencapai 65,6 miliar.

Di Ciamis
Dalam kunjungannya di Kab. Ciamis, Mendiknas diantaranya meninjau SDN I Pusakanagara Kec. Baregbeg dan SMPN I Cipaku. Kedua sekolah itu sebagian besar bangunannya jebol diguncang gempa.
Bambang mengatakan, kondisi kerusakan sekolah akibat gempa yang terpusat di Tasikmalaya, tidak sebanyak ketimbang di Yogyakarta dan Aceh. Sekolah-sekolah yang rusak ini akan segera dibangun kembali, tidak mengenal swasta atau negeri. “ Tanggap darurat harus segera selesai jangan sampai anak terlalu lama tidak sekolah.” Katanya.

Di Garut
Hal yang sama diungkapkan Mendiknas saat berkunjung ke sejumlah lokasi yang rusak akibat gempa di Kab. Garut.
Disini Mendiknas mengingatkan, Bupati juga harus bertanggung jawab atas kelangsungan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) karena KBM hak asasi seluruh peserta anak didik. “ Makanya dilarang keras untuk meliburkan anak sekolah lebih dari tujuh hari. Dalam kondisi apapun mereka harus tetap bersekolah,” tegas Bambang.

Sumber: HU Priangan edisi Senin, 7 September 2009